
Unair
Universitas Airlangga
 Surabaya
Negeri
Sejarah
Universitas Airlangga (UNAIR) berdiri pada tahun 1954, dan sejarahnya tidak dapat dipisahkan dari perjalanan pendidikan tinggi di Indonesia. Cikal bakal pendidikan tinggi di Indonesia adalah “Dokter Djawa School” yang didirikan di Batavia tahun 1851, yang kemudian direorganisasi menjadi STOVIA pada tahun 1902. Pada tahun 1913, didirikan Netherlandsch Indische Artsen School (NIAS) di Surabaya dan kemudian pada tahun 1928 didirikan School Tot Opleiding van Indische Tandartsen (STOVIT) untuk pendidikan kedokteran gigi. Setelah masa kolonial Jepang dan agresi Belanda, pendidikan kedokteran di Surabaya bergabung dengan Universitet Indonesia hingga akhirnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1954, Fakultas Kedokteran dan Lembaga Ilmu Kedokteran Gigi di Surabaya dipisahkan dari Universitas Indonesia dan menjadi bagian dari Universitas Airlangga yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 10 November 1954.
Pada awal pendiriannya, Universitas Airlangga terdiri dari lima fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Hukum (cabangan dari UGM), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Malang, dan Fakultas Sastra di Denpasar. Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi sudah ada sebelum Perang Dunia I, berasal dari NIAS dan STOVIT. Nama Airlangga diambil dari seorang raja terkenal pada Abad XI yang dikenal sebagai pemelihara dan pemersatu wilayah di kawasan Timur Indonesia.
Seiring waktu, Universitas Airlangga terus berkembang dan menambah berbagai fakultas baru. Fakultas Ekonomi didirikan pada tahun 1961, Fakultas Farmasi pada tahun 1964, Fakultas Kedokteran Hewan pada tahun 1972, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 1977, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun 1982 yang kini menjadi Fakultas Sains dan Teknologi. Selain itu, didirikan juga Fakultas Pascasarjana yang kini menjadi Sekolah Pascasarjana, serta Fakultas Kesehatan Masyarakat pada tahun 1993. Fakultas lain yang kemudian didirikan termasuk Fakultas Psikologi (1993), Fakultas Ilmu Budaya (1998), Fakultas Keperawatan (2008), Fakultas Perikanan dan Kelautan (2008), serta Fakultas Vokasi pada tahun 2014.
Pada tahun 2019, Universitas Airlangga mendirikan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) yang semula bernama Sekolah Teknologi Maju dan Multidisiplin. FTMM menawarkan lima program studi S1: Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan, Teknologi Sains Data, Rekayasa Nanoteknologi, Teknik Industri, dan Teknik Elektro. FTMM melengkapi tiga pilar utama Universitas Airlangga yang terdiri dari ilmu sosial, ilmu hayat, dan ilmu kesehatan dengan menambahkan pilar baru di bidang keteknikan.
Fasilitas
Universitas Airlangga (UNAIR) memiliki berbagai fasilitas pendidikan yang mendukung proses belajar mengajar serta penelitian. Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS UNAIR) menjadi rumah sakit pendidikan percontohan di Indonesia dengan fasilitas lengkap seperti instalasi gawat darurat 24 jam, farmasi, rawat jalan, rawat inap, laboratorium, dan unit radiologi, termasuk ruang intensive care unit, ruang resusitasi, dan ruang bersalin dengan kapasitas 245 tempat tidur. Selain itu, Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UNAIR, yang terakreditasi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2021, mendukung pendidikan dokter gigi serta pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Di Kampus MERR C terdapat Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) yang tidak hanya menunjang pendidikan tetapi juga melayani masyarakat. Dekat dengan RS UNAIR, terdapat Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) yang dilengkapi dengan fasilitas rawat darurat 24 jam, laboratorium, farmasi, dan radiologi, serta beberapa poliklinik utama.
Selain fasilitas kesehatan, UNAIR juga memiliki Pusat Kajian Etnografi di Kampus B yang berfungsi sebagai museum tematik tentang kematian, menyediakan pembelajaran bagi mahasiswa antropologi. ASAD-C, laboratorium di bawah Departemen Anatomi Histologi, menyediakan fasilitas canggih seperti sistem video operasi tiga dimensi dan refrigerator fresh cadaver. Perpustakaan UNAIR, yang berdiri sejak tahun 1955, tersebar di tiga kampus dengan layanan e-library, jurnal online, dan ruang baca khusus, termasuk American Corner dan Great Britain Corner. Pusat Bahasa dan Multibudaya di bawah Fakultas Ilmu Budaya menawarkan program pelatihan, pengujian, dan penerjemahan bahasa.
UNAIR juga memiliki Airlangga Sharia & Entrepreneurship Education Center Tower (ASEECT) yang mendukung kegiatan akademik di Kampus Dharmawangsa B sebagai gedung kuliah bersama. Gedung Airlangga Medical Education Center (AMEC), dibangun pada tahun 2012, dilengkapi dengan ruang kuliah bersama, laboratorium komputer, dan Unit Pengelola Data Digital (UPeDDi) Fakultas Kedokteran, menunjukkan komitmen UNAIR dalam menyediakan fasilitas pendidikan yang modern dan lengkap untuk mendukung proses akademik dan penelitian.